Uniknya Ritual Adat Masyarakat Wakatobi, Sultra
Wakatobi merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara yang tidak hanya terkenal akan keindahan alam dan keanekaragaman hayatinya, tapi juga memiliki ritual yang masih terjaga sampai sekarang. Nah, buat Anda yang sudah memesan tiket pesawat online dan berencana melawat ke Wakatobi dalam waktu dekat, berikut beberapa tradisi adat setempat yang menarik untuk disaksikan.
1. Kansoda'a
Kansoda’a (Sumber: anakflores.blogspot.com)
Sekali dalam hidupnya, setiap perempuan Wakatobi pasti akan menjalani prosesi Kansoda’a. Upacara adat ini diselenggarakan ketika si anak perempuan beranjak belia (akil baligh), dan merupakan salah satu bentuk kebanggaan para orang tua bahwa anak perempuan mereka telah tumbuh dengan baik.
Selama prosesi berlangsung, si anak akan berpakaian adat, lengkap dengan dandanan dan aneka aksesori berwarna cerah didominasi warna emas. Selanjutnya, empat anak perempuan belia naik ke tandu yang diangkat puluhan saudara laki-lakinya sembari menyanyi nyaring untuk menarik perhatian orang-orang. Kansoda’a diselenggarakan setahun sekali usai Idulfitri.
2. Upacara Boti
Jika Kansoda’a ditujukan untuk anak perempuan, upacara Boti khusus diselenggarakan untuk menggembleng anak laki-laki Wakatobi agar menjadi pria sejati. Di ritual adat ini, anak laki-laki dikenalkan pada perahu dan diajari bagaimana cara menaklukkan ganasnya Laut Banda.
Bagi masyarakat Wakatobi, Boti merupakan upacara adat yang penting dan sakral, mengingat melaut (nelayan) adalah mata pencaharian mayoritas di sini.
3. Karia’a
Karia’a merupakan upacara adat Wakatobi yang diselenggarakan untuk merayakan khitanan atau pemotongan rambut anak di bawah usia 5 tahun. Konon tradisi masyarakat Buton ini sudah berlangsung sejak tahun 1918 silam. Dalam upacara ini, anak perempuan didandani dan diarak menggunakan tandu diiringi nyanyian dari kelompok ibu-ibu.
4. Manga Rundu
Manga Rundu atau makan bersama adalah tradisi khas masyarakat Wakatobi, Sulawesi Tenggara, yang masih terus dilestarikan sampai hari ini. Acara biasanya diselenggarakan di tempat terbuka (alun-alun), dihadiri pejabat daerah, tokoh adat, dan masyarakat setempat.
Semua membaur menjadi satu, lalu dilanjutkan dengan makan bersama. Manga Rundu adalah acara tahunan yang ditujukan untuk mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan (Poasa-asa Pohamba-hamba) tanpa batasan status sosial.
5. Kabuenga
Zaman dulu, jauh sebelum teknologi merambah ke kampung-kampung, masyarakat Wakatobi memiliki cara tersendiri untuk mempertemukan muda-mudi agar saling mengenal. Caranya dengan menggelar Kabuenga.
Tradisi Kabuenga digelar setahun sekali usai hari raya Lebaran, dengan harapan menumbuhkan benih-benih cinta di antara remaja lelaki dan perempuan yang sudah beranjak dewasa. Acara dimulai dengan pembacaan doa oleh tetua adat, lalu dilanjutkan dengan mendudukkan muda-mudi di kabuenga (ayunan), lalu diayunkan beramai-ramai.
6. Bangka Mbule-Mbule
Bangka Mbule-Mbule (Sumber: youtube.com)
Bangka Mbule-Mbule merupakan tradisi leluhur Wakatobi yang dilakukan dengan melaruh sesaji ke tengah laut dengan harapan agar penguasa laut senantiasa memberikan keberkahan dan keselamatan kepada para nelayan setempat. Biasanya upacara ini digelar ketika hasil tangkapan ikan menurun atau saat kondisi laut Wakatobi sedang tidak bersahabat.
Nah, tak lama lagi hari raya Idulfitri tiba—momen yang pas untuk menyaksikan langsung beberapa upacara adat tersebut. Jangan lupa persiapkan agenda liburan ke Wakatobi sebaik mungkin. Pesan tiket pesawat Citilink di Airy sekarang juga!
Selain menjamin setiap transaksi aman dan bebas penipuan, Airy juga menyediakan fitur refund dan reschedule yang mudah jika terjadi kendala terkait perjalanan Anda. Jadi tunggu apa lagi? Ayo liburan ke Wakatobi bersama Airy.
Posting Komentar untuk "Uniknya Ritual Adat Masyarakat Wakatobi, Sultra"